Selasa, 29 Mei 2012

Wanita itu berharga, wanita adalah pejuang

          Ini sekedar persepsi subjektif, yang mungkin juga akan mewakili beberapa argumen dari sekelompok mereka, wanita Indonesia. Berbicara tentang wanita, pastilah yang terbesit hanya sekilas keluguan, tanggung jawab kepada sosok pria, keanggunan, ketrampilan dalam urusan "manajerial" untuk beberapa hal penting, seperti keuangan, rumah tangga, urusan dapur dan berbagai hal terkait kodrat "wanita".
Mungkin saya belum cukup matang untuk mengeksplor hal tersebut, karena saya terlalu dini untuk hal itu, tapi saya hanya ingin mengapresiasikan kekaguman dan harapan saya untuk wanita- wanita Indonesia. :)
Wanita adalah sosok hebat, wanita adalah sosok yang sangat berharga, dan ketika ditanya siapa sosok yang kamu idolakan, maka ibu saya pasti akan masuk dalam daftar idola saya.
          Mengapa saya katakan wanita adalah sosok yang sangat berharga? ya, tentu saja. Dari rahim wanita akan terlahir seorang pemimpin kelak, dari rahim wanita akan terlahir tokoh- tokoh perubahan dimsa mendatang. Dapat dikatakan, wanita adalah tiang suatu negara. Wanita sangat menentukan kepribadian bangsa, karena dari wanitalah, seharusnya pendidikan moral harus diajarkan sejak usia dini. Wanita menjadi background dari karakter seorang anak yang nantinya akan berkelekar dalam ruwetnya dan kerasnya kehidupan.
Saya rasa, arahan- arahan positif bagi para wanita indonesia akan sangat berharga kedepannya. Tapi yang disayangkan adalah rendahnya kesadaran wanita untuk menjadi figur yang benar- benar berjiwa ibu. Wanita yang baik adalah tauladan, yang bisa dengan sukses mendidik buah hatinya menjadi apa yang dikatakan anak "bermoral". Jika wanita memiliki kesadaran yang rendah akan hal ini, mau dibawa kemana masa depan anaknya kelak?

           Yang selanjutnya menjadi hambatan adalah, rendahnya tingkat pendidikan wanita Indonesia. Terlalu banyak stereotip yang muncul, bahwa pendidikan bagi para wanita tidak terlalu krusial. Inilah anggapan yang perlu diluruskan. pendidikan bagi wanita itu sangatlah penting, wanita bukanlah miniatur dari seorang pria, begitu kalau menurut kacamata pribadi saya. Saya sendiri sangat apreciate terhadap para wanita yang berhasil menjadi seorang pemimpin, para wanita yang berprestasi, para wanita yang berhasil membawa berbagai perubahan positif dunia, dan para wanita yang berhasil menciptakan berbagai mahakarya yang melegenda. Pendidikan bagi wanita itu dapat diasumsikan sebagai suatu stimulus, bahkan sendi- sendi yang memperkuat suatu sistem. Wanita berpendidikan diharapkan dapat menjadi sosok "ibu" yang dapat memberikan sejuta manfaat positif bagi para anaknya.
Hambatan ketiga, adalah budaya dalam masyarakat. Disini terjadi semacam dualisme, antara yang rasional dan yang menjadi kepercayaa. Seringkali kepercayaan tidak dapat dijelaskan dengan rasio. Masyarakat tradisional masih sangat kental dengan budaya dan kepercayaan, ini tidak salah tapi yang perlu dicermati adalah pemberian status bagi para wanita menurut kacamata mereka para kaum tradisional. Wanita secara lahiriah dipandang sebagai seorang pelayan, wanita cukup berdiam diri di rumah menyelesaikan urusan dapur. Tapi hal ini secara berangsur- angsur sudah mulai memudar, hanya saja masih ada yang dengan getol mempercayai kepercayaan secara irasional, seperti wanita tidak boleh ini, wanita tidak boleh itu, wanita harus ini, wanita harus itu. ya, saya hanya bisa menggelengkan kepala dan tersenyum mengamati hal ini.

        Perubahan yang signifikan, terjadi setelah lahirnya suatu revolusi yang dibawa oleh tokoh wanita fenomenal yaitu R.A Kartini, lewat bukunya "habis gelap terbitlah terang".
Beliau membawa perubahan besar bagi dunia wanita indonesia, yaitu "EMANSIPASI WANITA" dimana posisi wanita bisa lebih dihargai, wanita tak lagi sebagai babu layaknya persepsi sebelumnya. masalah gender juga sedikit mereda, meskipun perlu perjuangan yang sungguh luar biasa bagi para pejuang wanita.
tapi disini yang dipermasalahkan adalah bagaimana menjaga moralitas wanita Indonesia, agar kelak terlahir manusia yang juga bermoral, karena Indonesia saat ini sedang mengalami degradasi moral yang cukup parah.
yang terpenting adalah kesadaran dari diri sendiri dan upaya- upaya dari pihak terkait dalam melembagakan "social marketing" ini. Upaya- uapaya dari berbagai kelompok kepentingan (interest group) juga menjadi pilar dalam uapaya revitalisasi pendidikan moral ini.

Tulisan ini saya dedikasikan untuk wanita Indonesia, dan sebagai rasa bangga terhadap sosok "ibu" teladan.

1 komentar:

  1. Sosok Kartini merupakan sosok yang fenomenal sering kali di puja2 kaum wanita sebagai tokoh emansipasi. Tp sayang orang sering kali salah kaprah memaknai emansipasi, sehingga sering kali dimaknai bias, pesan apa yang hendak disampaikan oleh sosok kartini tersebut, tentu bukan isu kesetaraan gender yang menyamakan peran laki-laki dan wanita dalam segala aspek kehidupan,...???

    BalasHapus