Banyak jargon muluk- muluk tentang apa itu sukses, banyak motto hidup yang mendeskripsikan kesuksessan. Mungkin memang mudah untuk hanya merangkai kata- kata terkait satu hal, “sukses”. Dan dari kacamata saya sendiri, SUKSES ADALAH SUATU PENCAPAIAN.
Siapa di dunia ini tidak ingin menjadi orang sukses? Mustahil jika manusia itu ingin menjadi sosok yang terpuruk, mustahil jika manusia itu ingin stagnan dengan apa yang ia dapati saat ini. Apakah orang yang dengan bergelimang harta itu sudah dapat dikatakan sukses? Dengan rumah mewah, mobil mewah, dengan segala kelengkapan fasilitasnya itu dapat dikatakan sukses. Tidak ada salahnya jika sukses itu kita tengok kembali ke belakang. Satu kalimat yang tepat untuk mengilustrasikan makana dari kesuksesan yaitu “sukses tak dilihat dari hasilnya, tapi lihatlah dari prosesnya” . Tidak jarang banyak orang meraih sukses dengan jalan pintas, dengan jalan yang tidak seharusnya dia lewati. Tidak jarang orang meraih sukse tanpa pengorbanan, dia hanya berpangku tangan saja. Itulah kiranya yang saya katakan sukses palsu. Sukses tanpa proses dan sering juga disebut sukses instan.
Berbicara tentang sukses, mungkin hanya orang- orang yang memang sudah hakekatnya menjadi orang sukses, yang piawai mengolah kalimat- kalimat persuatif sehingga memang benar- benar meyakinkan. Saya, sebagai orang yang masih jauh dari sukses merasakan beratnya jalan menuju sukses. Yang selalu menjadi pertanyaan dalam hati saya adalah, apa yang dapat dijadikan parameter orang dikatakan bahagia dan sukses itu? Berada satu tingkat lebih tinggi diatas orang rata- rata, mereka sudah mengatakan sebagai suatu keberhasilan atau sukses. Apapun yang orang nilai akan filosofi sukses, diri kita punya beban yang cukub berat untuk menigkatkan dan terus memperjuangkan predikat sukses itu sendiri, atau lebih enak jika dikatakan sebagai suatu keberhasilan. Tapi apakah sama antara “KESUKSESAN” dan “KEBERHASILAN”, hal ini tergantung dari kacamata kita masing- masing, yang terpenting adalah bagaimana kits memperjuangkan suatu kesuksesan dan keberhasilan itu tadi, apakah kita akan berpangku tangan saja, dan mengharapkan keberuntungan jatuh dari langit?? Adalah tidak mungkin, jika itu terjadi mungkin hanya perbandingan 1:1000 saja. Akan banyak rintangan dan hambatan dalam meraih sukses yang sebenarnya, entah itu hal yang paling sepele yaitu “malas” hingga mengambil jalan pintas yang tanpa kita sadari itu juga sedikit banyak dapat merugikan orang- orang di sekitar kita. Untuk meraih sukses, kunci awal yang harus tertanam dalam diri kita adalah “NIAT” dibarengi doa dan usaha. Kesuksesan ibarat suatu sistem yang saling keterkaitan, harus dipandang secara holistik. Jika ingin sukses, buang jauh- jauh rasa malas kita, buang jauh- jauh sikap psimis kita. Karena kita semua terlahir untuk menjadi orang yang sukses.
Salam sukses!!!
Rabu, 29 Februari 2012
Kamis, 02 Februari 2012
Pendidikan sebagai faktor penting pembangunan suatu bangsa
Prihatin saya, melihat anak usia 6 tahunan yang menjajakan koran di sepanjang lampu merah.
Rasa yang sama juga muncul, ketika melihat anak seumuran adik saya yang saat ini duduk di bangku SMP, meminta- meninta di sekitaran tempat umum, seperti stasiun, pasar, terminal dan tempat- tempat lainnya.
Mereka yang seharusnya duduk manis di bangku sekolah, menikmati fasilitas pendidikan yang sewajarnya dan seharusnya justru berada di tempat yang salah.
Apa yang salah dari negeri ini?
Sistem, atau aparat?Birokrat atau rakyat?
ya, pertanyaan itu yang selalu saya simpan dalam logika sadar saya. Bagi mereka anak- anak yang berdiri di persimpangan jalan, pendidikan adalah suatu hal yang dapat dikatakan "lux". mungkin bisa bertahan hidup bersama keluarganya itu saja mereka sudah senang. Inilah yang sampai saat ini menjadi tugas pemerintah, bukankah masa depan negeri ini ada di tangan para pemuda Indonesia? sedangkan tingkat pendidikan rakyat Indonesia saat ini masih sangat rendah dibandingkan negara- negara tetangga. mau dibawa kemana negeri kita di masa depan nanti?
Indonesia adalah negara yang cukup kaya, bahkan sangat kaya. kaya akan SDM (Sumber Daya Manusia) dan SDA (Sumber daya Alam) Masalahnya yaitu, bagaimana kita bisa mengelola itu semua dengan tepat. Kita butuh sumber daya manusia yang handal, pemimpin yang tegas, aparat yang adil dan peran civil society juga sangat berpengaruh. Untuk menunjang itu semua, salah satu faktor yang sangat "urgent" adalah pendidikan.
Pendidikan adalah kebutuhan, pendidikan adalah keharusan dan pendidikan adalah hak. Pelajar- pelajar Indonesia sebenarnya tidak kalah jenius dengan pelajar dari luar negeri, tapi itu hanya sebagian kecil. Masih banyak di luar sana yang tidak bisa mengenyam dunia pendidikan, sedangkan anak konglomerat yang bisa dengan mudah masuk sekolah- sekolah terkemuka dengan seenaknya bolos sekolah, bahkan seringkali terlibat aksi tawuran di tingkat SMA.
Ini menjadi pelajaran bagi kita semua, bagaimana kita menata ulang sistem pendidikan di negeri ini. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan juga harus meningkatkan program- program perbaikan pada sistem pendidikan di Indonesia. Pemerintah juga harus memperluas serta menambah besarnya anggaran untuk alokasi pendidikan, agar semua lapisan masyarakat bisa menikmati pendidikan. Dalam jangka panjang, ketika taraf pendidikan sudah membaik, hal ini bisa menjadi indikator pembangunan di Indonesia dengan mencetak intelektual- intelektual handal yang bermoral.
Langganan:
Postingan (Atom)